CERIA ANAK BOYAN TANJUNG
SEMASA DI LUMUKUTAN
A.
KEGIATAN AWAL
Sebelum
berangkat kelumukutan sekitar satu bulan kawan-kawan anak boyan mulai merancang
kegiatan. Berbagai obsi yang ditawar-tawarkan jadilah sebuah keputusan dan
ditetapkan keberangkatan kawan-kawan kepulau LUMUKUTAN yang sangat di
damba-dambakan oleh kawan-kawan mahsiswa kecamatan boyan tanjung. Yaitu jatuh ketangal 2 april 2016 hari saptu.
Itulah tanggal yang menjadi ketetapan anak boyan tanjung kabupaten kapuas hulu.
Berbagai
rencana yang dipersiapkan mahasiswa boyan tanjung sangat matang apalagi pendanaan
pribadinya sebagai persiapan keberangkatan kepulau lumukutan bahkan ada diatara
mereka yang rela mengurangi jatah makanan demi untuk menabung persiapan
keberangkatan kepulau lumukutan. Semua ini bukan alasan bagi mereka untuk tidak
mengikuti kegiatan tersebut.
Soldaritas
anak boyan tanjung sangat kompak apalagi dalam kegiatan ini didalangi beberapa
kawan-kawan yang sangat kariatif dalam memanejemen suatu kegiatan, sudah barang
tentu acara ini di jamin tidak bikin galau. Semakin bersemangatlah kwan-kawan
untuk ikut serta dalam kegiatan wisata ke pulau lumukutan tersebut.
Gambar 1.1 saat musuarah persiapan keberangkatan kepulau
lumukutan
Selepas
dari itu semua anak mahasiswa boyan tanjung mempersiapkan keberangkatan mereka.
Semua menjaga waktu karna hasil keputusan malam tanggal 1 juli 2016 memutuskan
berangkat pada pukul 05:00 pagi maka dari itu semua menjaga tidurnya agar tidak
bagun kesiangan.
Hari
dan minggu yang ditunggu-tunggu akirnya datang jua, yang mana hari saptu
tanggal 2 juli 2016 berangkat lah mereka menuju pulau lumukutan yang mereka
idam-idamkan. Sungguh pada hari itu saat menuju ketempat tersebut ketika mulai
melewati kota pontianak atau lewat dari siantan yang dirasakan hanyalah pulau
tersebut, hamparan kota-kota di piyoh, mempawah dan lain-lain tidak dirasakan
melaikan sebuah hayalan pulau lumukutan yang terpampang indah. Hari itu searasa
langkah yang kami alunkan adalah menujunjukan sebuah langkah yang indah menjuju
harapan besar dengan disuguhkan pemandangan yang tak kan mungkin kami lupakan
sepanjang hayat hidup kami.
Sukur
allhamdulillah dalam perjalanan kami menuju pulau lemukutan berjalan dengan
lancar aman dan terkendali. Sesampainya kami di teluk suak kami terpaksa harus
menunggu sebentar dikarenakan menurut awak kapal cuaca masih kurang baik maka
keberangkatan harus ditunda sebentar, meski ada rasa yang sedikit kecewa namun
kami harus mengikuti peraturan oleh orang profesional seperti awak kapal.
Seperti pepatah mengatakan dimana langgit di junjung disitu bumi di pijak. Sekitar
satu jam menunggu akirnya kami berangkat juga. Suara tawa dan teriakan bahagia
seakan membumbung kebahagian yang tak terbatas itu, semua siap untuk menuju
kekapal yang telah disediakan oleh panitia mahasiswa boyan tanjung.
Inilah
perjalanan menuju kapal yang hendak berlayar kepulau lumukutan.
Gambar 1.2. saat dalam kapal
Perjalanan
yang ditempuh menuju pulau lemukutan sekitar satu jam setengah. Bahkan ada
sebagaian mereka yang mabuk laut dan hampir tak sadarkan diri namun semua itu
akan terbayar mahal karena dipulau lemukutan memang indah dan mempesona. Saya
sangat bangga kepada anak mahasiswa boyan tanjung yang jiwa dan mental strong
demi melihat keindahan alam di indonesia mereka tidak menghirau rasa sakit dan
capek. Disitulah menunjukan anak mahasiswa boyan tanjung tidak alang kepalang
demi mendapatkan hal yang indah atau suatu impian. Memang jiwa mereka terlahir
adalah mental-mental juara. Anak boyan tanjung saya bangga berada didalam
lingkunganmu.
Pada
saat tiba datang ketempat tujuan, memang benar rasa capak dan pusing, mual
terbayarlah dengan menyaksikan keindahan alam pulau lemukutan sehingga rasa
sakit hilang sekejap, meski kami semua sempat kebingungan dan dibawa nyasar
oleh awak kapal. Tapi sebenarnya bukan salah awak kapal juga melainkan salah
kami yang tak jelas memberi alamat, sangat dimaklumkan sekali kami baru yang
pertama kali menginjakan kaki di pulau tersebut.
Inilah
kedatangan kami di terminal pulau lemukutan.
B.
SAAT
DIPULAU LEMUKATAN
Penyakit
selvi dan foto-foto kayaknya memang menjadi budaya generasi abad ke-21 karena
semua pengen sekali mengabadikan dirinya kedalam bentuk keabadian yaitu dunia
maya karena mereka menjadari sekali sejarah tak kan berulang.
INILAH
SUASANA KAMI DI LEMUKUTAN
Gambar1. 3. Suasana dilemukutan
Pada
malam hari kami isi dengan kegiatan bakar ikan, makan besama, berdo’a bersama.
Selepas itu kami seling dengan permainan yang penuh canda tawa dan tangisan
yang begitu mengharukan, permainan yang dirancang oleh Basirun dan Niarti
sangat mengembirakan. Ketika suasana tengah bahagia dan senag-senang datang lah
sebuah pertanyaan dari saudara Jhoni yang “menanyakan tentang bagaiman selama
kita hidup pengadian apa yang kita buat untuk kedua orang tua” rupanya air mata
tak dapat dibendung dan sisak tangispun menjadi irama melo yang tengah kami
rasakan. Anak boyan tanjung kapan sejarah ini akan berulang saya rindu suasana
ini......
INILAH
SUASANA MALAM DI LEMUKUTAN
Gambar1.4. Suasana malam di lemukutan
Lemuktan
kami rindu akan sapamu yang banyak mengisahkan kenangan indah semasa suasana
saat bersamamu. Lemukan jangan berhenti menyapa kami ketika kami mulai terlelap
dan sombong denganmu, bagaimanpun kamu yang pertama mengajarkan kami akan
sempurnanya ciptaan tuhan......
Jika
ada lain waktu kami datang lagi dan jangan kau menoleh kelain kami senang
denganmu apalagi warga disana sangat ramah tamah.
No comments:
Post a Comment