Tuesday 29 November 2016

SEJARAH CERITA MAHASISWA BOYAN TANJUNG


CERIA ANAK BOYAN TANJUNG
SEMASA DI LUMUKUTAN

A.    KEGIATAN AWAL

Sebelum berangkat kelumukutan sekitar satu bulan kawan-kawan anak boyan mulai merancang kegiatan. Berbagai obsi yang ditawar-tawarkan jadilah sebuah keputusan dan ditetapkan keberangkatan kawan-kawan kepulau LUMUKUTAN yang sangat di damba-dambakan oleh kawan-kawan mahsiswa kecamatan boyan tanjung.  Yaitu jatuh ketangal 2 april 2016 hari saptu. Itulah tanggal yang menjadi ketetapan anak boyan tanjung kabupaten kapuas hulu.
Berbagai rencana yang dipersiapkan mahasiswa boyan tanjung sangat matang apalagi pendanaan pribadinya sebagai persiapan keberangkatan kepulau lumukutan bahkan ada diatara mereka yang rela mengurangi jatah makanan demi untuk menabung persiapan keberangkatan kepulau lumukutan. Semua ini bukan alasan bagi mereka untuk tidak mengikuti kegiatan tersebut.

Soldaritas anak boyan tanjung sangat kompak apalagi dalam kegiatan ini didalangi beberapa kawan-kawan yang sangat kariatif dalam memanejemen suatu kegiatan, sudah barang tentu acara ini di jamin tidak bikin galau. Semakin bersemangatlah kwan-kawan untuk ikut serta dalam kegiatan wisata ke pulau lumukutan tersebut.


Gambar 1.1 saat musuarah persiapan keberangkatan kepulau lumukutan

Selepas dari itu semua anak mahasiswa boyan tanjung mempersiapkan keberangkatan mereka. Semua menjaga waktu karna hasil keputusan malam tanggal 1 juli 2016 memutuskan berangkat pada pukul 05:00 pagi maka dari itu semua menjaga tidurnya agar tidak bagun kesiangan.
Hari dan minggu yang ditunggu-tunggu akirnya datang jua, yang mana hari saptu tanggal 2 juli 2016 berangkat lah mereka menuju pulau lumukutan yang mereka idam-idamkan. Sungguh pada hari itu saat menuju ketempat tersebut ketika mulai melewati kota pontianak atau lewat dari siantan yang dirasakan hanyalah pulau tersebut, hamparan kota-kota di piyoh, mempawah dan lain-lain tidak dirasakan melaikan sebuah hayalan pulau lumukutan yang terpampang indah. Hari itu searasa langkah yang kami alunkan adalah menujunjukan sebuah langkah yang indah menjuju harapan besar dengan disuguhkan pemandangan yang tak kan mungkin kami lupakan sepanjang hayat hidup kami.
Sukur allhamdulillah dalam perjalanan kami menuju pulau lemukutan berjalan dengan lancar aman dan terkendali. Sesampainya kami di teluk suak kami terpaksa harus menunggu sebentar dikarenakan menurut awak kapal cuaca masih kurang baik maka keberangkatan harus ditunda sebentar, meski ada rasa yang sedikit kecewa namun kami harus mengikuti peraturan oleh orang profesional seperti awak kapal. Seperti pepatah mengatakan dimana langgit di junjung disitu bumi di pijak. Sekitar satu jam menunggu akirnya kami berangkat juga. Suara tawa dan teriakan bahagia seakan membumbung kebahagian yang tak terbatas itu, semua siap untuk menuju kekapal yang telah disediakan oleh panitia mahasiswa boyan tanjung.
Inilah perjalanan menuju kapal yang hendak berlayar kepulau lumukutan.







Gambar 1.2. saat dalam kapal
Perjalanan yang ditempuh menuju pulau lemukutan sekitar satu jam setengah. Bahkan ada sebagaian mereka yang mabuk laut dan hampir tak sadarkan diri namun semua itu akan terbayar mahal karena dipulau lemukutan memang indah dan mempesona. Saya sangat bangga kepada anak mahasiswa boyan tanjung yang jiwa dan mental strong demi melihat keindahan alam di indonesia mereka tidak menghirau rasa sakit dan capek. Disitulah menunjukan anak mahasiswa boyan tanjung tidak alang kepalang demi mendapatkan hal yang indah atau suatu impian. Memang jiwa mereka terlahir adalah mental-mental juara. Anak boyan tanjung saya bangga berada didalam lingkunganmu.
Pada saat tiba datang ketempat tujuan, memang benar rasa capak dan pusing, mual terbayarlah dengan menyaksikan keindahan alam pulau lemukutan sehingga rasa sakit hilang sekejap, meski kami semua sempat kebingungan dan dibawa nyasar oleh awak kapal. Tapi sebenarnya bukan salah awak kapal juga melainkan salah kami yang tak jelas memberi alamat, sangat dimaklumkan sekali kami baru yang pertama kali menginjakan kaki di pulau tersebut.
Inilah kedatangan kami di terminal pulau lemukutan.






B.      SAAT DIPULAU LEMUKATAN
Penyakit selvi dan foto-foto kayaknya memang menjadi budaya generasi abad ke-21 karena semua pengen sekali mengabadikan dirinya kedalam bentuk keabadian yaitu dunia maya karena mereka menjadari sekali sejarah tak kan berulang. 
INILAH SUASANA KAMI DI LEMUKUTAN









Gambar1. 3. Suasana dilemukutan

Pada malam hari kami isi dengan kegiatan bakar ikan, makan besama, berdo’a bersama. Selepas itu kami seling dengan permainan yang penuh canda tawa dan tangisan yang begitu mengharukan, permainan yang dirancang oleh Basirun dan Niarti sangat mengembirakan. Ketika suasana tengah bahagia dan senag-senang datang lah sebuah pertanyaan dari saudara Jhoni yang “menanyakan tentang bagaiman selama kita hidup pengadian apa yang kita buat untuk kedua orang tua” rupanya air mata tak dapat dibendung dan sisak tangispun menjadi irama melo yang tengah kami rasakan. Anak boyan tanjung kapan sejarah ini akan berulang saya rindu suasana ini......
INILAH SUASANA MALAM DI LEMUKUTAN








Gambar1.4. Suasana malam di lemukutan

Lemuktan kami rindu akan sapamu yang banyak mengisahkan kenangan indah semasa suasana saat bersamamu. Lemukan jangan berhenti menyapa kami ketika kami mulai terlelap dan sombong denganmu, bagaimanpun kamu yang pertama mengajarkan kami akan sempurnanya ciptaan tuhan......
            Jika ada lain waktu kami datang lagi dan jangan kau menoleh kelain kami senang denganmu apalagi warga disana sangat ramah tamah.

No comments:

Post a Comment